Review Film Temen Kondangan (2020)



Menyasar pasar orang dewasa yang mau tidak mau kondangan menjadi kegiatan rutin tiap minggu menjadikan film Temen Kondangan menjadi sangat relate dengan kegitan sehari hari kita dan secara sadar mendorong saya untuk menyaksikan film ini, cukup skeptis dengan marak nya film komedi monoton yang hadir saat ini, membuat saya tidak terlalu berekpektasi tinggi terhadap film ini.

Tapi materi komedi yang cukup segar saat masa promosi membuat saya yakin kalo film ini akan berbeda dengan banyaknya komedi slapstik yang terkadang memang menyulitkan bagi audiense dewasa.

Ternyata Iip Sariful Hanan sebagai penulis dan sutradara cukup piawai menjahit visinya dengan rapih dan terampil tidak cuman mengandalkan penampilan Prisia Nasution yang memang sangat apik dalam menarik perhatian, film Temen Kondangan memiliki naskah yang cukup padat tidak hanya memanfatkan media sosial sebagai gimik namun dengan cermat memasukannya ke dalam jaringan plot dengan sangat wajar, hal kecil yang terdengar sederhana namun banyak gagal di lakukan oleh sutradara lain.

Film ini juga disi oleh kelompok karakter yang terbilang berwarna yang untung nya hadir saling menguatkan, dikarenakan lebih mengedepankan drama romansa aspek komedinya hadir dalam taraf yang wajar meski tidak selalau berhasil mengundang tawa namun jauh dari kata murahan terutama karena performa akting jajaran karakternya yang membaur dengan smooth masuk ke warna dan jiwa filmnya.

Prisia Nasution hadir begitu lepas dan luwes, meski bagi saya yang sehari-hari pakai bahasa sunda logat sundanya terasa kaku dibeberapa bagian.
Olivia Jensen Lubis nyaris merebut perhatian dibagian akhir dengan penampilan yang cukup solid yang seharusnya diberikan ruang lebih leluasa di paruh ke dua.

Gading Marten yang sepertinya belakang tengah asik memparodikan kehidupan pribadinya hadir cukup berpengaruh, begitu juga Samuel Rizal, Diah Permatasari, Kevin Julio dan Pierre Gruno, sementara Chika Waode dan Reja Nangin merupakan dua nama yang cukup mencuri perhatian.

Secara keseluruhan terlepas dari beberapa kekurangan yang ada seperti tensi yang sedikit mengendur di akhir paruh kedua, serta karakter Prisia yang kurang diberikan ruang personal untuk berkontemplasi, temen kondangan secara visual tampil cukup solid dengan tata produksi yang meski sederhana tapi cukup meyakinkan dan glamor berkat dukungan DOP Gunung Nusa Pelita yang sebelumnya tampil di film 99 Nama Cinta.
Begitu juga secara konsep pada akhirnya selain mampu menghadirkan dampak emosional yang manis berkat sokongan naskah nya, temen kondangan berhasil mengajak bersenang-senang.

Adakah sobat disini yang sudah menonton film ini, gimana pendapat pendapat kalian, komen di bawah ya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Review Film Temen Kondangan (2020) "

Posting Komentar